Search here

Rabu, 04 Mei 2011

TRADISI MASYARAKAT

1. Upacara Tabuik Sumatera Barat.

Berasal dari kata ‘tabut’, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam.
Konon, Tabuik dibawa oleh penganut Syiah dari timur tengah ke Pariaman, sebagai peringatan perang Karbala. Upacara ini juga sebagai simbol dan bentuk ekspresi rasa duka yang mendalam dan rasa hormat umat Islam di Pariaman terhadap cucu Nabi Muhammad SAW itu. Karena kemeriahan dan keunikan dalam setiap pagelarannya, Pemda setempat pun kemudian memasukkan upacara Tabuik dalam agenda wisata Sumatera Barat dan digelar setiap tahun.

Dua minggu menjelang pelaksanaan upacara Tabuik, warga Pariaman sudah sibuk melakukan berbagai persiapan. Mereka membuat serta aneka penganan, kue-kue khas dan Tabuik. Dalam masa ini, ada pula warga yang menjalankan ritual khusus, yakni puasa.
Selain sebagai nama upacara, Tabuik juga disematkan untuk nama benda yang menjadi komponen penting dalam ritual ini. Tabuik berjumlah dua buah dan terbuat dari bambu serta kayu. Bentuknya berupa binatang berbadan kuda, berkepala manusia, yang tegap dan bersayap. Oleh umatIslam, binatang ini disebut Buraq dan dianggap sebagai binatang gaib. Di punggung Tabuik, dibuat sebuah tonggak setinggi sekitar 15 m. Tabuik kemudian dihiasi dengan warna merah dan warna lainnya dan akan di arak nantinya.
2. Makepung, Balap Kerbau Masyarakat Bali.

Kalau Madura punya Kerapan Sapi, maka Bali memiliki Makepung. Dua tradisi yang serupa tapi tak sama, namun menjadi tontonan unik yang segar sekaligus menghibur. yang dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran, adalah tradisi berupa lomba pacu kerbau yang telah lama melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana.
Tradisi ini awalnya hanyalah permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak dan dikendalikan oleh seorang joki.

Makin lama, kegiatan yang semula iseng itu pun berkembang dan makin diminati banyak kalangan. Kini, Makepung telah menjadi salah satu atraksi budaya yang paling menarik dan banyak ditonton oleh wisatawan termasuk para turis asing. Tak hanya itu, lomba pacu kerbau inipun telah menjadi agenda tahunan wisata di Bali dan dikelola secara profesionalSekarang ini, Makepung tidak hanya diikuti oleh kalangan petani saja.
Para pegawai dan pengusaha dari kota pun banyak yang menjadi peserta maupun supporter. Apalagi, dalam sebuah pertarungan besar, Gubernur Cup misalnya, peserta Makepung yang hadir bisa mencapai sekitar 300 pasang kerbau atau bahkan lebih. Suasana pun menjadi sangat meriah dengan hadirnya para pemusik jegog(gamelan khas Bali yang terbuat dari bambu) untuk menyemarakkan suasana lomba.
3. Atraksi Debus Banten

Atraksi yang sangat berbahaya yang biasa kita kenal dengan sebutan Debus, Konon kesenian bela diri debus berasal dari daerah al Madad. Semakin lama seni bela diri ini makin berkembang dan tumbuh besar disemua kalangan masyarakat banten sebagai seni hiburan untuk masyarakat.
Inti pertunjukan masih sangat kental gerakan silat atau beladiri dan penggunaan senjata. Kesenian debus banten ini banyak menggunakan dan memfokuskan di kekebalan seseorang pemain terhadap serangan benda tajam, dan semacam senjata tajam ini disebut dengan debus.

Kesenian ini tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun yang lalu, bersamaan dengan berkembangnya agama islam di Banten. Pada awalnya kesenian ini mempunyai fungsi sebagai penyebaran agama, namun pada masa penjajahan belanda dan pada saat pemerintahan Sultan Agung Tirtayasa. Seni beladiri ini digunakan untuk membangkitkan semangat pejuang dan rakyat banten melawan penjajahan yang dilakukan belanda. Karena pada saat itu kekuatan sangat tidak berimbang, belanda yang mempunyai senjata yang sangat lengkap dan canggih.
Terus mendesak pejuang dan rakyat banten, satu satunya senjata yang mereka punya tidak lain adalah warisan leluhur yaitu seni beladiri debus.
4. Karapan sapi Masyarakat Madura Jawa Timur

Karapan sapi yang merupakan perlombaan pacuan sapi yang berasal dari Madura Jawa Timur, Dalam even karapan sapi para penonton tidak hanya disuguhi adu cepat sapi dan ketangkasan para jokinya, tetapi sebelum memulai para pemilik biasanya melakukan ritual arak-arakan sapi disekelilingi pacuan disertai alat musik seronen perpaduan alat music khas Madura sehingga membuat acara ini menjadi semakin meriah.

Panjang rute lintasan karapan sapi tersebut antara 180 sampai dengan 200 meter, yang dapat ditempuh dalam waktu 14 sd 18 detik. Tentu sangat cepat kecepatan sapi – sapi tersebut, selain kelihaian joki terkadang bamboo yang digunakan untuk menginjak sang joki melayang diudara karena cepatnya kecepatan sapi sapi tersebut.
Untuk memperoleh dan menambah kecepatan laju sapi tersebut sang joki, pangkal ekor sapi dipasangi sabuk yang terdapat penuh paku yang tajam dan sang joki melecutkan cambuknya yang juga diberi duri tajam kearah bokong sapi. Tentu saja luka ini akan membuat sapi berlari lebih kencang, tetapi juga menimbulkan luka disekitar pantat sapi.
Jarak pemenang terkadang selisih sangat tipis, bahkan tidak jarang hanya berjarak 1 sd 2 detik saja. Karapan Sapi dimadura merupakan pagelaran yang sangat unik, selain sudah diwarisi secara turun menurun tradisi ini juga terjaga sampai sekarang. Even ini dijadikan sebagai even pariwisata di Indonesia, dan tidak hanya turis local dari mancanegara pun banyak yang menyaksikan karapan sapi ini.
5. Upacara Kasada Bromo

Upacara Kasada bromo dilakukan oleh masyarakat Tengger yang bermukim di Gunung Bromo Jawa Timur, mereka melakukan ritual ini untuk mengangkat seorang Tabib atau dukun disetiap desa. Agar mereka dapat diangkat oleh para tetua adat, mereka harus bisa mengamalkan dan menghafal mantera mantera.
Beberapa hari sebelum Upacara Kasada bromo dimulai, mereka mengerjakan sesaji sesaji yang nantinya akan dilemparkan ke Kawah Gunung Bromo. Pada malam ke 14 bulan Kasada Masyarakat tengger berbondong bondong dengan membawa ongkek yang berisi sesaji dari berbagai macam hasil pertanian dan ternak. Lalu mereka membawanya ke Pura dan sambil menunggu Dukun sepuh yang dihormati datang mereka kembali menghafal dan melafalkan mantera, tepat tengah malam diadakan pelantikan dukun dan pemberkatan umat dipoten lautan pasir gunung bromo.
Bagi masyarakat Tengger, peranan Dukun adalah sangat penting. Karena mereka bertugas memimpin acara – acara ritual, perkawinan dll.
Sebelum lulus mereka diwajibkan lulus ujian dengan cara menghafal dan lancar dalam membaca mantra mantra. Setelah Upacara selesai, ongkek – ongkek yang berisi sesaji dibawa dari kaki gunung bromo ke atas kawah. Dan mereka melemparkan kedalam kawah, sebagai simbol pengorbanan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka. Didalam kawah banyak terdapat pengemis dan penduduk tengger yang tinggal dipedalaman, mereka jauh jauh hari datang ke gunung bromo dan mendirikan tempat tinggal dikawah gunung Bromo dengan harapan mereka mendapatkan sesaji yang dilempar.
Penduduk yang melempar sesaji berbagai macam buah buahan dan hasil ternak, mereka menganggapnya sebagai kaul atau terima kasih mereka terhadap tuhan atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah. Aktivitas penduduk tengger pedalaman yang berada dikawah gunung bromo. (alambudaya.blogspot/Ezz)

1.Thaipusam


Thaipusam adalah festival Hindu (dirayakan oleh kebanyakan Tamils) yang diselenggarakan pada bulan Januari / Februari setiap tahun untuk merayakan kelahiran Murugan (putra allah Shiva dan parvati). Peserta mencukur kepala dan melakukan ziarah, pada akhir mereka yang sangat tajam menerobos skewers melalui lidah atau pipi.Tujuannya adalah untuk menimbulkan rasa sakit sebanyak mungkin – semakin kamu bertahan, semakin banyak “berkat” Anda terima dari para dewa. Festival ini sangat populer di India, tetapi merupakan perayaan yang berlangsung di Singapura dan Malaysia, di hari libur.
2.Kanamara Matsuri


Setiap tahun pada musim semi,festival Kanamara Matsuri (The Steel lingga) diadakan di Kawasaki, Jepang. Ini adalah festival kesuburan dan Shinto, seperti yang diharapkan, melibatkan cukup besar penis patung. Selama festival, orang dapat membeli candies, sayuran, dan hadiah dalam bentuk lingga. Festival sangat populer di kalangan pelacur yang menyangka bahwa dengan berpartisipasi akan membantu mencegah mereka mendapatkan penyakit seksual.
3.Goose Clubbing Festival


baru-baru ini, festival tahunan yang diadakan di Jerman dimana seekor angsa yang telah terikat pada kaki kemudian clubbed oleh laki-laki lokal sampai datang di atas kepala. Sebagai hasil dari keluhan dari para aktivis hak binatang, festival-goers hit yang sekarang angsa yang sebelumnya telah dibunuh. Acara yang sangat serupa terjadi di Spanyol (surprise surprise) setiap tahun di mana seorang laki-laki hang dari angsa hingga kepala datang off. Kembali angsa dibunuh sebelum acara yang tanggal kembali 350 tahun. diSpanyol pesta ini disebut Antzar Eguna.
4.Fiesta de Santa Marta de Ribarteme


Setiap tahun di Las Nieves, Spanyol, orang-orang yang menderita dekat kematian pengalaman di tahun sebelumnya berkumpul untuk menghadiri perayaan massal di Santo Marta de Ribarteme, yang Patron Saint dari kebangkitan. Tapi di sini adalah twist mereka tiba di Massa yang membawa peti mati, atau yang sedang dijalankan di dalam peti jenazah. Setelah Massa, maka semua coffins melanjutkan ke bagian atas bukit terdekat dengan patung yang saint. Meskipun somberness dari aktivitas, orang cahaya kembang api dan jalan-jalan mengisi shopkeepers menjual benda keagamaan.
5.El Colacho


Melompati bayi ini merupakan tradisi yang menjadi bagian dari El Colacho festival, yang telah telah dilakukan sejak 1620, meskipun demikian asal muasal kejadiannya tidak pasti. Peristiwa tahunan ini dihubungkan dengan hari perayaan Corpus Christi, suatu hari besar umat Kristen yang dilaksanakan pada hari Kamis antara bulan Mei dan akhir bulan Juni.
Festival ini diorganisir oleh Persaudaraan Santísimo Sacramento de Minerva, yang anggotanya mempunyai dua peran utama sehubungan dengan festival: mereka yang El Colacho dan el Atabalero. El Colacho, yang berperan sebagai setan dengan berpakaian merah, kuning terang dan mengenakan topeng, dan El Atabalero rombongan yang berpakaian hitam yang disertai seorang penabuh drum yang besar.
Kesenangan dan kegembiraan diwujudkan di kota Castrillo de Murcia tanpa memerlukan banteng ataupun minuman keras, seperti karnaval yang dikenal di Spanyol. Mereka hanya memerlukan beberapa kasur, sejumlah bayi, orang yang berdandan seperti setan. Masyarakat disana mempercayai bahwa bayinya yang diletakkan diatas kasur yang dibentang ditengah jalan akan dilompati oleh orang yang berdandan seperti setan tadi (Lucifer jumping) akan memberi hikmah bayinya terhindar dari pengaruh iblis
6.Hadaka Matsuri

Hadaka matsuri ini memang diadakan setiap tahun di jepang saat menjelang akhir musim dingin dibeberapa tempat di jepang.Dalam perayaan telanjang besar besaran laki laki bercawat ini boleh diikuti oleh laki laki dari anak anak sampai kakek kakek…bahkan gaijin (sebutan orang asing ) pun boleh ikut..Dalam festival ini hadaka -otoko (lelaki telanjang) saling terbagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok yang berjumlah sekitar 30 orang membawa sebuah bambu panjang..dan membuat kericuhan dengan teriakan teriakan di jalan sambil memegangi bambu panjang yang dibawa..menuju kuil untuk menyentuh Shin otoko(lelaki baru ) yang telah diseleksi secara ketat ..mereka percaya bila berhasil menyentuh shin otoko maka doa dan harapan mereka akan terkabul..jadi seorang shin otoko benar benar harus siap fisik dan mental karena akan diperebutkan oleh ribuan lelaki telanjang..Yang unik dari acara ini adalah karena lelaki lelaki ini telanjang di tengah hawa dingin yang masih sekitar 10 derajatan.
7.Goat Tossing Festival

Spanyol memang memiliki banyak festival aneh seperti goat tossing festival ini. Setiap tahun pada Minggu keempat di bulan Januari, orang orang lokal dari kota kecil bernama Manganeses de la Polvorosa berkumpul untuk goat tossing festival kehormatan di St Vincent de Paul, santo pelindung mereka. Festival ini telah berlangsung begitu lama dan tidak ada seorangpun yang tahu kapan dimulai.festival ini melibatkan seorang anak muda yang menemukan kambing di desa, kambing diikat, dan kemudian naik ke bagian atas menara tempat lonceng bergantung Gereja lokal. Dia kemudian menjatuhkan kambing dari ketinggian lebih dari 50 kaki di mana kambing itu (mudah-mudahan) tertangkap oleh penduduk desa yang memegang lembar terpal. Aparat desa telah melarang namun masih terus berlanjut. Berbagai lembaga memiliki hak hewan mengeluhkan tentang hal ini – meskipun pengaduan mereka juga telah diabaikan.
8.Bonfires Santo Yohanes


The Bonfires Santo Yohanes merupakan festival yang diselenggarakan di Spanyol pada 19- 24 Juni. festival aneh yang melibatkan pencahayaan dari bonfires (sering fueled oleh furnitur lama). Lokal yang berbagi coklat panas sambil menonton bonfires. But then it gets weird. Anak-anak di desa-desa kemudian berganti-ganti dalam berjalan melalui api. Seluruh minggu diisi dengan acara-acara termasuk kembang api dan menampilkan delapan puluh-enam perempuan dan delapan puluh enam-gadis muda yang dipilih adalah “keindahan” dari bonfires. Ini “keindahan” memimpin melalui festival sebagai Queens.
9.Cheese Rolling Festival

The Cheese Rolling Festival yang diadakan setiap bulan Mei di Cooper’s Hill, Gloucestershire di Inggris. Festival ini melibatkan keju yang digelindingkan menuruni bukit yang sangat curam, ratusan orang yang mulai berjalan menuruni bukit (risiko nyawa dan anggota tubuh) untuk menangkap keju. Untuk anak-anak, ada lomba menanjak. Perempuan dan laki-laki secara terpisah dalam perlombaan utama acara ini.
10.La Tomatina

Rabu terakhir pada bulan Agustus setiap tahunnya di kota Buñol di Valencia daerah dari Spanyol, 9000 orang lokal dan 20.000-40.000 asing turun di kota untuk melemparkan tomat di dalam saling hormat dari Perawan Maria dan Santo Louis Bertrand. Tradisi ini sudah sejak sekitar tahun 1940-an, meskipun ia sebentar tertindas di bawah pemerintahan Franco. Festival dimulai dengan orang yang mencoba untuk skala yang greased tiang untuk menangkap yang matang ham. Setelah ham diambil dari bawah tiang, air canons adalah fired pada peserta dan lebih dari 100 ton tomat yang terdampar di jalan-jalan untuk membuang. Perempuan diharapkan untuk mengenakan pakaian putih dan laki-laki tidak memakai kaos. Siapapun yang tertangkap memakai baju pasti itu ripped off – termasuk perempuan dan terutama wisatawan yang cenderung menjadi sasaran utama masyarakat lokal.
Sumber : kiosmufakat.blogspot.com

1. Foot Binding

Foot Binding atau pengikatan kaki adalah tradisi menghentikan pertumbuhan kaki perempuan zaman dahulu yang terjadi di China. Tradisi ini telah menghadirkan penderitaan besar
bagi para perempuan China pada masa itu. Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak anak berumurantara empat sampai tujuh tahun. Masyarakat miskin biasanya
terlambat memulai pengikatan kaki karena mereka membutuhkan bantuan anak perempuan mereka dalam mengurus sawah dan perkebunan.
Pengikatan kaki dimulai pada masa akhir dinasti Tang (618-907) dan mulai menyebar pada golongan kelas atas sampai pada zaman dinasti Song (960-1297), pada zaman dinasti Ming (1368-1644) dan dinasti Qing (1644-1911), budaya mengikat kaki menyebar luas dalam
mayoritas masyarakat China sampai akhirnya dilarang pada Revolusi Sun Yat Sen tahun 1911. Kelompok yang menghindari adat ini hanyalah bangsa Manchu dan kelompok migran Hakka yang merupakan kelompok paling miskin dalam kasta sosial China. Kebiasaan me
ngikat kaki ini berlangsung selama sekitar seribu tahun dan telah menyebabkan sekitar satu milyar wanita China mengalami pengikatan kaki.
Pengikatan kaki dilakukan dengan cara membalut kaki dengan ketat menggunakan kain
sepanjang sepuluh kaki dengan lebar dua inchi, melipat empat jari kaki ke bagian bawah kakidan menarik ibu jari kaki medekati tumit. Hal ini membuat kaki menjadi lebih pendek. Pembalut kaki semakin diketatkan dari hari ke hari dan kaki dipaksa memakai sepatu yang semakin kecil. Kaki harus dicuci dan dipotong kukunya karena kalau tidak akan membuat kuku-kuku kaki di kaki yang diikat menusuk ke dalam dan menimbulkan infeksi.
Jika balutan terlalu ketat maka dapat timbul buku-buku di kaki yang harus dipotong dengan
pisau. Kemudian kaki juga harus dipijat dan dikompres dingin dan panas untuk sedikit
mengurangi rasa sakit. Pengikatan kaki membuat siklus darah tidak lancar sehingga dapat membuat daging kaki menjadi busuk dan kaki dapat mengeluarkan nanah. Semakin kecil kaki seorang gadis maka akan semakin cantik ia dipandang. Panjang kaki seorang gadis hanya berkisar 10-15 sentimeter saja.
2. Self Mummification
Sokushinbutsu adalah rahib Buddha atau imam yang didakwa menyebabkan kematian dengan cara menjadikan mereka jadi mumi. Praktek ini dilaporkan terjadi hampir secara eksklusif di utara Jepang sekitar Prefektur Yamagata. terdapat Antara 16 sampai 24 mummi yang telah ditemukan.
Tiga tahun para imam hanya makan diet khusus yang terdiri dari kacang-kacangan dan biji-bijian, Mereka kemudian hanya makan kulit dan akar dalam waktu tiga tahun dan mulai minum teh racun yang dibuat dari getah pohon Urushi, yang biasanya digunakan untuk laka mangkuk. Ini menyebabkan muntah dan cepat hilangnya cairan tubuh, dan yangterpenting, mematikan anggota tubuh yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh yang bisa menimbulkan kematian.
Akhirnya, pada mummifying biarawan akan mengunci dirinya dalam kubur batu yang ukurannya hampir tidak lebih besar dari tubuhnya, di mana dia tidak akan bergerak dari posisinya. penghubung ke dunia luar adalah tabung udara. Setiap hari ia mengingatkan pada agar orang-orang di luar bahwa ia masih hidup.
3. Eunuchs
Eunuchs disebut juga kasim,seorang laki-laki yang kehilangan kesuburannya karena kemaluannya telah dibuang dengan sengaja atau karena sebab-sebab lain.Catatan-catatan paling awal tentang pengebirian dengan sengaja untuk menghasilkan orang kasim berasal dari kota Lagash di Sumeria pada abad ke-21 SM. Sejak itu, selama beribu-ribu tahun orang kasim bekerja di berbagai kebudayaan seperti pelayan istana ataupelayan rumah tangga, penyanyi laki-laki dengan suara tinggi, petugas-petugas keagamaan khusus, pejabat pemerintah, komandan militer, dan pengawal kaum perempuan ataupun pelayan di
Orang kasim pertama disebutkan di Kekaisaran Asyur (l.k. 850 hingga 622 SM). Mereka pun biasa tampil di istana kaisar-kaisar Akhemenid dari Persia atau firaun dari Mesir (hingga dinasti Lagid yang dikenal sebagai Ptolemeus, yang berakhir dengan Cleopatra).Di Tiongkok kuno, pengebirian adalah salah satu bentuk hukuman tradisional (hingga Dinasti Sui) dansarana untuk mendapatkan pekerjaan di kalangan istana Kaisar. Pada akhir Dinasti Ming ada
70.000 orang kasim di Istana kaisar. Jabatan seperti itu demikian berharga—orang-orang kasim tertentu berhasil mendapatkan kekuasaan yang demikian besar sehingga melampaui kekuasaan perdana menteris—sehingga pengebirian diri sendiri harus dilarang.
Jumlah orang kasim yang menjadi pegawai Istana Kaisar akhirnya menurun hingga 470 orang pada 1912, ketika mereka tidak lagi dipekerjakan. Orang-orang kasim diberikan jabatan-jabatan pegawai negeri yang demikian tinggi dengan alasan bahwa karena mereka tidak dapat mempunyai anak, mereka tidak akan tergoda untuk merebut kekuasaan dan memulai sebuah dinasti. Pada saat yang sama, sebuah sistem serupa juga ada di Vietnam.
4. Sati

Tradisi sati atau bakar diri hidupp-hidup,dianggap sebagai lambang kesalehan,sekaligus menunjukkan kepemilikan laki-laki atas perempuan,biasanya dilakukan oleh perempuan yang berkasta tinggi dan dipercaya hanya perempuan pilihan yang dapat melakukannya. tradisi sati dipandang sebagai alternatif yang lebih baik ketika seorang istri ditinggal mati oleh suami,daripada mereka mengalami penyiksaan dari saudara-saudara ipar, yang akan menyalahkan perempuan sebagai penyebab mati suami.
sati menjadi tradisi tidak hanya berlaku bagi istri,tetapi juga bagi istri simpanan,saudara ipar dan bahkan ibu,untuk mengorbankan dirinya diapi pembakaran jenasah laki-laki yang memiliki mereka.pelaku sati diagungkan sebagai pahlawan,sesuai dengan ajaran hindu.
5. Dueling

tradisi duel dipraktikkan pada abad 15-20 oleh masyarakat Barat, yang merupakan tanding antara dua orang, kematian dicocokkan dengan senjata, sesuai dengan aturan eksplisit atau implisit yang telah disepakati, sebagai lambang kehormatan, biasanya diiringi oleh perwakilan yang dipercaya.
dueling biasanya terjadi karena keinginan satu pihak (yang penantang)karena dianggap telah melakukan penghinaan terhadap kehormatannya. Tujuan dari dueling tidak laain adalah untuk kepuasan semata, untuk memulihkan status kehormatan mereka bersedia mempertaruhkan nyawa.dueling biasanya dilakukan bisa dengan pedang ataupun pistol.
6. Seppuku
seppuku disebut juga Harakiri,Salah satu tradisi yang menjadi kebanggan masyarakat Jepang, yang berasal dari kata hara yang berarti perut dan kiru yang berarti memotong. Harakiri juga dikenal dengan istilah seppuku. Kebiasaan harakiri ini dilakukan oleh prajurit berkelas dari kalangan

samurai sebagai bukti kesetiaan. Bunuh diri yang dilakukan para Samurai ini sangat menyiksa, karena si pelaku harus menunggu kematian karena kehabisan darah setelah merobek dan mengeluarkan isi perutnya.
Ada ritual khusus yang harus dilakukan oleh Samurai jika ingin melakukan harakiri. Ia harus mandi, menggunakan jubah putih, dan makan makanan favorit. Pelaku harakiri ditemani seorang pelayan (kaishakunin), yang ia pilih sendiri. Kaishakunin ini bertugas membuka kimononya dan mengambilkan pisau yang akan digunakan. Jika pelaku harakiri menjerit atau menangis kesakitan saat ia menusuk dan mengeluarkan isi perutnya, hal tersebut dianggap sangat memalukan bagi seorang Samurai. Karena itu Kaishaku bertugas mengurangi penderitaan itu, mempercepat kematian dengan memenggal kepala si pelaku.
7. Human Sacrifice
Human Sacrifice adalah pengorbanan manusia,tindakan membunuh manusia untuk tujuan menawarkan persembahan kepada dewa atau lainnya. Dilakukan oleh banyak kebudayaan kuno. persembahan ini bervariasi,beberapa seperti Mayans dan Aztecs yang terkenal jahat mereka untuk upacara persembahan, sedangkan yang lainnya sudah tampak sebagai praktek primitif. Korban persembahan dibunuh dengan cara yang berbeda-beda,ada yang dibakar,dipenggal,atau dikubur hidup-hidup.dapar berupa anak kecil,atau gadis-gadis perawan.
ini adalah sejarah umum yang pernah ada didunia, Kebanyakan agama mengutuk praktek-ini dan undang-undang menganggapnya sebagai tindak pidana. Namun sampai hari ini,kadang masih ada yang melakukan tradisi tersebut terutama didaerah-daerah terpencil dimana kepercayaan tradisional masih berlanjut.
8. Concubinage
Concubinage disebut juga pergundikan. Foto di bawah menunjukkan sekelompok selir berdiri di belakang pelindung mereka(biasanya kasim).
9. Geisha
Geisha berasal dari kata “Gei” yang berarti seni atau pertunjukan dalam bahasa Jepang dan “Sha” berarti orang, jadi Geisha (person of the arts) merupakan seorang seniman tradisional penghibur di Jepang. Di Kyoto sendiri, kata “Geiko” digunakan untuk gambaran para seniman seperti itu. Kehadiran geisha di abad 18 dan 19 merupakan hal yang umum dan hingga kini merekapun masih tetap ada walaupun jumlah mereka sdh semakin berkurang.
Geisha dilatih secara tradisional sejak masa kecil mereka. Rumah geisha sering membeli gadis-gadis kecil dari keluarga yang miskin dan mengambil tanggung jawab untuk membesarkan dan melatih mereka. Selama masa kanak-kanak, geisha yang dilatih pertama-tama bekerja sebagai pembantu, kemudian sebagai asisten senior rumah geisha, selain sebagai latihan ini juga dipakai untuk membantu kontribusi biaya pemeliharaan dan pendidikan mereka. Sistim tradisi latihan yang panjang ini masih tetap ada di Jepang, dimana seorang mahasiswa yang tinggal di rumah guru seninya, mulai melakukan pekerjaan rumah yang umum dan mengamati serta membantu gurunya hingga akhirnya berpindah untuk menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Latihan ini memakan waktu beberapa tahun.
10. Tibetan Sky Burial
Tibet ialah sebuah kawasan p enara di Asia Tengah dan petempatan asli bagi orang Tibet. Dengan ketinggian purata sebanyak 4,900 meter (16,000 kaki), Tibet merupakan rantau yang tertinggi di Bumi dan sering bergelar “Bumbung Dunia.”
Bagi masyarakat tibet yang beragama buddha ini, tanah tempat tinggal mereka terletak di atas gunung di mana tiada tanah lembut. Hampir kesemuanya diliputi batu atau salji/air batu.Oleh kerana tiada tanah perkuburan disebabkan keadaan geografi , mereka memberi mayat untuk dimakan oleh burung.
Disamping itu , dengan cara begitu dipercayai roh si mati akan kekal di gunung bersama burung berkenaan.Tindakan lelaki di dalam gambar di bawah memotong serta menghancurkan mayat adalah untuk memudahkan burung tersebut mempercepatkan proses ini.Mereka juga tidak mahu burung tersebut membawa anggota badan yang masih separa sempurna(seperti kepala, tangan dll) ke tempat lain.

KESIMPULAN
Banyak nya tradisi dimuka bumi ini, ada yang bersifat positif ada yang bersifat negatif maka dari itu, kita tidak akan bisa mengubah nya menjadi sebuah acuan untuk merubah sesuatu karena masyarakat nya sudah terbelnggu seperti sudah memiliki kontrak untuk melakukan tradisi seperti itu, tidak akan bisa dirubah tradisi adalah harta warisan budaya jangan dibuang atau dihilangkan tapi di lestarikan untuk anak cucu kita. . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar