Search here

Rabu, 15 Mei 2013

Daerah Konservasi Marunda, Cilincing, Jakarta Timur





Nama kampung di Betawi yang menjadi bagian wilayah Marunda Pulo. Marunda, merupakan daerah di Jakarta yang penduduknya masih melestarikan bangunan rumah tradisional Betawi. Letaknya di pinggir pantai, sehingga sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan. Di Marunda terdapat satu istilah yakni nelayan empang untuk menyebut nelayan tambak atau petani tambak. Semula banyak orang Betawi di Kelurahan Marunda berprofesi sebagai nelayan empang. Sebutan ini mencerminkan keakraban mereka dengan laut dan pentingnya pekerjaan dari hasil laut bagi mereka.

Asal Mula Marunda: Legenda nama Marunda terdapat dua versi. Pertama, menurut cerita terjadinya kampung Marunda berawal dari sebuah masjid yang ditunda pembuatannya karena penduduk setempat belum bisa menerima siar agama Islam. Sesuai pesan Syarif Hidayatullah, supaya meninggalkan kampung jika ada konflik akibat siar agama Islam.Ketika penduduk kampung sudah sadar dan memerlukan tempat ibadah, pembangunan masjid dilanjutkan kembali. Masjid itu dinamakan masjid Marunda. Marunda berasal dari kata tunda. Kampung tempat didirikannya masjid diberi nama kampung Marunda.
Kedua, konon nama Marunda berasal dari seorang perampok bernama "Ronda", yang menggarong dan membunuh seorang pedagang kaya Tionghoa, yakni Nuk Eng Cak. Oleh karena itu Ronda diburu oleh Tuan Schot, artinya 'Tuan Kepala Daerah' yang merangkap polisi. Akhirnya Ronda ditangkap dan ditahan dalam penjara di Glodok, yang sampai tahun 70-an masih tampak di belakang Pasar Lindeteves sekarang. Akan tetapi, cerita ini bukan sejarah, karena nama "Marunda" sudah terdapat sejak akhir abad ke-17, sehingga jauh lebih tua dari si Ronda beserta ceritanya itu.




Peninggalan sejarah saat ini sering terlupakan diakibatkan oleh kemajuan jaman yang membuat orang melupakanya khususnya di daerah DKI Jakarta. Banyak bangunan bersejarah yang tidak terawat tempatnya bahkan juga ada yang menghancurkan bangunanya untuk kepentingan perorangan. Bangunan bersejarah yang seharusnya dirawat untuk mengenang tempo dulu, namun kini sudah jarang ditemui. Bangunan bersejarah lebih banyak dihancurkan kemudian dibangun gedung-gedung tinggi dan mall mewah.


Ini Dia Tempat si Pitung Ngumpet. Rumah Si Pitung yang berlokasi di Marunda, ...
republika.co.id


Namun diujung Jakarta tepatnya di daerah Marunda, Cilincing, Jakarta utara masih dapat kita temui dan lihat peninggalan bersejarah yaitu Rumah Si Pitung. Disana kita dapat melihat banyak peninggalan dari masyarakat Betawi asli. Suasana angina yang terasa sangatlah sejuk disana karena letaknya yang tidak jauh dengan pantai.

Keunikan dan keaslianya namun sudah kurang terasa apabila kita berkunjung kesana, dikarenakan perenovasian dan peremajaan rumah si Pitung. Namun hanya beberapa bagian saja yang direnovasi seperti mengecat rumahnya, memperbaiki genteng yang bocor dan lantai bangunan yang berlubang hal ini diungkapkan langsung oleh pekerja disana. Apabila ingin berkunjung kesana jangan lupa membawa uang receh yang banyak, karena banyak pengemis yang meminta mulai dari anak kecil hingga orang tua.

Sejarah singkat mengenai si pitung, si Pitung merupakan jagoan Betawi Menurut buku Sejarah Kampung Marunda yang diterbitkan Dinas Pariwisata dan Permuseuman DKI Jakarta. Si pitung sangat kesal dengan Belanda karena ia menganggap bangsa Belanda sangat semena-mena dengan masyarakat pribumi, oleh karena itu ia mencuri orang-orang Belanda yang kaya kemudian uangnya dibagikan kepada fakir miskin.
Beberapa kali Si Pitung ditangkap dan dipenjarakan, tetapi selalu dapat meloloskan diri. Karena itu, ia dijadikan legenda, bisa menghilang dan tidak mempan oleh peluru. Karena aksi-aksinya yang membuat panik penjajah dan keamanan di Batavia terganggu, Belanda pun menugaskan Scehout (pemimpin di kepolisian) memimpin operasi penumpasan. Karena dikhianati salah satu kawannya, Pitung ditembak oleh Scehout Heyne dan pasukannya, dengan peluru emas yang khusus disediakan untuk melawan kesaktiannya. Kemudian mayatnya dimakamkan dengan tubuh terpisah dengan kepala. 





Untuk menuju Rumah Si Pitung bisa dikatakan tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sulit. Hal ini dikarenakan jalannya yang berbelok-belok dan beberapa ruas di seputaran Marunda juga mengecil. Paling mudah ambil saja patokannya, Pelabuhan Tanjung Priok. Dari Situ anda bisa tanya menuju Maruda Center. Lokasi Rumah Si Pitung sekitar dua kilometer dari Marunda Center. Ketika anda sampai di Marunda Center, tanya orang setempat, pasti tahu semua keberadaan Rumah Si Pitung. Hal ini dikarenakan rumah si Pitung sudah dijadikan cagar budaya oleh pemerintah DKI Jakarta.(aji, icon)